Saturday, October 4, 2008

PEMAKAIAN TUDUNG

Soal :
Ustaz, di tv sering sekali saya lihat selebriti yang kain kerudungnya diikat ke belakang atau dimasukkan ke dalam baju. Jadi, kerudungnya tidak dihulurkan ke dada. Apakah ini dibolehkan?

Jawab :
Sebenarnya memakai tudung dengan cara seperti itu, yakni tudungnya tidak dihulurkan ke dada, adalah tidak benar dan tidak boleh. Sebab cara tersebut menyimpang dari ketentuan al-Qur`an yang mewajibkan menghulurkan tudung ke atas dada (QS An-Nuur:31).

Jadi, jika seorang muslimah tidak menghulurkan tudungnya ke dada, tapi malah mengikatnya ke belakang (mengelilingi leher) atau memasukkannya ke dalam baju, bererti dia meninggalkan kewajipan dan berdosa. Meskipun dada mereka sudah tertutup oleh kain dari baju.

Allah SWT berfirman :

“Dan hendaklah mereka [perempuan beriman] menutupkan kain tudung ke dadanya.” (QS An-Nuur [24] : 31)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT tidak berfirman wal-yadhribna bi-khumurihinna (dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka) lalu berhenti, sehingga seorang muslimah bebas memilih cara menghulurkan atau mengikat tudungnya. Namun Allah SWT melanjutkan firman-Nya dengan tambahan ‘ala juyubihinna (ke atas dada mereka), sehingga bunyi lengkapnya adalah : wal-yadhribna bi-khumurihinna ‘ala juyubihinna (Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung mereka ke dada mereka).

Maka dari itu, muslimah yang mengikuti trend moden busana saat ini, yakni tidak menghulurkan tudung ke atas dada, seakan-akan telah memutus bacaan ayat sebelum ayat itu selesai maknanya dengan sempurna. Kesalahan semacam itu sama saja fatalnya dengan orang yang memutus bacaan ayat sebelum makna ayatnya selesai dengan sempurna, pada ayat-ayat lainnya. Misalnya, orang memutus bacaan ayat pada kalimat fa-wailul lil mushalliin (Maka celakalah bagi orang-orang yang solat) (QS 107 : 4).

Padahal kelanjutannya masih ada dan harus dirangkaikan, iaitu bacaan alladziina hum ‘an shalaatihim saahun (iaitu orang-orang yang lalai dari solatnya) (QS 107 : 5).

Atau orang memutus bacaan ayat yaa-ayyuhalladziina aamanuu laa taqrabush shalaata (hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat) (QS 4 : 43). Padahal bacaan lanjutan ayat itu masih ada iaitu wa antum sukaara (sedang kamu dalam keadaan mabuk) (QS 4 : 43). Demikianlah.


Dengan demikian, sudah menjadi kewajiban kita bersama, khususnya wanita muslimah, untuk memahami dan mengamalkan ayat tentang tudung tersebut secara sempurna, bukan secara sepotong-sepotong hanya demi mengikuti trend moden yang marak belakangan ini.
Mengenai tafsir ayat wal-yadhribna bi-khumurihinna ‘ala juyubihinna (QS 24 : 31),

Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam (2003) hal. 68-69 mengatakan, kata khumur adalah bentuk jamak dari khimaar, yang ertinya adalah maa yughathha bihi ar-ra`su (apa-apa yang digunakan untuk menutupi kepala).

Ringkasnya, khumur adalah tudung. Sedang juyuub adalah bentuk jamak jayb, yang ertinya maudhi’ al-qath’i min al-dir’i wa al-qamish (tempat yang dipotong/terbuka pada baju atau kemeja). Ringkasnya, jayb adalah lurah/lubang baju. Jadi, perintah untuk menutupkan/menghulurkan tudung ke atas juyub, ertinya adalah adalah perintah menutupkan tudung ke atas lurah/lubang baju iaitu pada sekitar leher dan dada.

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani –rahimahullah– menegaskan,”Wa dharbu al-khimaar ‘alaa al-jayb layyuhu ‘ala thauq al-qamish min al-‘unuq wa ash-shadr.” (Menutupkan tudung atas jayb, ertinya menghulurkan tudung itu ke atas lurah/lubang baju iaitu leher dan dada). (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam (2003), hal. 69).

Dengan demikian, ayat yang mulia di atas paling tidak menunjukkan dua hal, iaitu :

Pertama,

bahawa leher dan dada adalah aurat wanita yang wajib ditutupi (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, Beirut : Darul Ummah, 2003, hal. 68; lihat juga Imam Suyuthi, Al-Iklil fi Istinbath at-Tanzil, Kairo : Darul Kitab al-‘Arabi, Kairo, 1373 H, hal. 162; Tafsir al-Baidhawi, Beirut : Darush Shadir, Juz IV hal. 78).

Kedua, bahawa wajib hukumnya melabuhkan/menghulurkan kain tudung ke atas leher dan dada. Jadi, tudung tidak hanya berfungsi menutupi kepala, namun sekaligus juga menutupi leher dan dada itu. (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, Beirut : Darul Ummah, 2003 hal. 69; lihat juga Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf, Tafsir wa Bayan Kalimat al-Qur`an al-Karim, Beirut-Damaskus : Darul Fajr al-Islami, 1994, hal. 353).


Jelaslah, trend moden busana muslimah yang marak saat ini, yakni tudung hanya difungsikan untuk menutup kepala, lalu diikat ke belakang atau dimasukkan ke dalam baju, serta tidak dihulurkan menutup dada, adalah trend yang bathil kerana bertentangan dengan al-Qur`an.

Kaum muslimah berdosa jika mengikuti cara bertudung seperti itu, sebab mereka telah meninggalkan kewajiban, yakni menutupkan tudung hingga menutupi dada mereka.

Para perancang busana muslimah, juga berdosa dalam aktivitinya merancang, membuat, menghasilkan dan mempopularkan cara bertudung yang menyalahi al-Qur`an tersebut. Berdosa juga para selebriti yang mempopularkan cara bertudung yang bathil tersebut diatas berbagai penampilan mereka sebagai pengacara atau pembaca berita di tv.


Kami mengajak kaum muslimah, dan terutama sekali para perancang busana muslimah dan selebriti untuk bertaubat kepada Allah SWT, dengan cara meninggalkan cara moden bertudung yang salah itu. Mudah-mudahan Anda semua sudi memikirkan peringatan kami ini, meskipun mungkin tulisan ini pahit rasanya bagi Anda.
Jika Anda tidak mahu bertaubat, Anda akan tergolong kepada orang-orang yang memberi contoh keburukan kepada banyak orang. Dosa dari orang banyak itu akan Anda pikul juga pada Hari Kiamat nanti. Nauzhu billah min dzalik.


Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa memberi contoh yang baik (sunnah hasanah), maka baginya pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa memberi contoh yang buruk (sunnah sayyi`ah), maka baginya dosa keburukannya dan dosa orang-orang yang mengikutinya…” (HR Bukhari dan Muslim)


Kepada para ulama’ dan ustaz, terutama yang sering tampil di tv bersama para selebriti yang bertudung secara salah itu, kami katakan, wajib hukumnya atas Anda beramar ma’ruf nahi munkar dalam masalah ini. Kami ingatkan Anda sekalian akan tanggung jawab ulama’ dalam firman Allah SWT :

“Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya.” (QS Ali ‘Imran [3] : 187).
Ya Allah, kami sudah menyampaikan, saksikanlah !

Friday, October 3, 2008

bersuka ria di air terjun inanam

salam...beraya diperantauan memang len..aku x rasa mcxm beraya pown..anyway raya aku kali ini walau jauh dari family namun still hepi sebab tyme ramadhan ke 30 aku telah ehem2....hehehe..ada la peristiwa yang terjadi dan lepas peristiwa tue jadi sume plan dalam hidup aku dah lengkap..enough with planning is time for action...ahaks..

btw below is pic of me n my goelogist friends having fun on 3rd day of syawal..=p